Pertemanan Dalam Islam ~Lanjutan~

L emah Lembut, Bermuka Manis dan Saling Memberi Hadiah

Paling tidak, saat bertemu dengan teman hendaknya kita selalu dalam keadaan
wajah berseri-seri dan menyungging senyum. Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam bersabda,
"Jangan sepelekan kebaikan sekecil apapun, meski hanya dengan menjum-pai
saudaramu dengan wajah berseri-seri." (HR. Muslim dan Tirmidzi).
Dalam sebuah hadis riwayat Aisyah Radhiallaahu anha disebutkan, bahwasanya
"Allah mencintai kelemah-lembutan dalam segala sesuatu." (HR. al-Bukhari).
Dalam hadis lain riwayat Muslim disebutkan "Bahwa Allah itu Maha
Lemah-Lembut, senang kepada kelembut-an. Ia memberikan kepada kelembutan
sesuatu yang tidak diberikan-Nya kepada kekerasan, juga tidak diberikan
kepada selainnya."
Termasuk yang membantu langgengnya cinta dan kasih sayang adalah saling
memberi hadiah di antara sesama teman. Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam bersabda,
"Saling berjabat tanganlah kalian, niscaya akan hilang kedengkian. Saling
memberi hadiah lah kalian, niscaya kalian saling mencintai dan hilang (dari
kalian) kebencian." (HR. Imam Malik).

Saling Memberi Nasihat

Dalam Islam, prinsip menolong teman adalah bukan berdasar permintaan dan
keinginan hawa nafsu teman. Tetapi prinsip menolong teman adalah keinginan
untuk menunjukkan dan memberi kebaikan, menjelaskan kebenaran dan tidak
menipu serta berbasa-basi dengan mereka dalam urusan agama Allah. Termasuk
di dalamnya adalah amar ma'ruf nahi mungkar, meskipun bertentangan dengan
keinginan teman.
Adapun mengikuti kemauan teman yang keliru dengan alasan solidaritas, atau
berbasa-basi dengan mereka atas nama persahabatan, supaya mereka tidak lari
dan meninggalkan kita, maka yang demikian ini bukanlah tuntunan Islam.

Berlapang Dada dan Berbaik Sangka

Salah satu sifat utama penebar kedamaian dan perekat ikatan persaudaraan
adalah lapang dada. Orang yang berlapang dada adalah orang yang pandai
memahami berbagai keadaan dan sikap orang lain, baik yang menyenangkan
maupun yang menjengkelkan. Ia tidak membalas kejahatan dan kezhaliman
dengan kejahatan dan kezhaliman yang sejenis, juga tidak iri dan dengki
kepada orang lain. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,
"Seorang mukmin itu tidak punya siasat untuk kejahatan dan selalu
(berakhlak) mulia, sedang orang yang fajir (tukang maksiat) adalah orang
yang bersiasat untuk kejahatan dan buruk akhlaknya." (HR. HR. Tirmidzi,
Al-Albani berkata "hasan")
Karena itu Nabi Shalallaahu alaihi wasalam mengajarkan agar kita berdo'a
dengan:
"Dan lucutilah kedengkian dalam hati- ku." (HR. Abu Daud, Al-Albani berkata
'shahih')
Termasuk bumbu pergaulan dan persaudaraan adalah berbaik sangka kepada
sesama teman, yaitu selalu berfikir positif dan memaknai setiap sikap dan
ucapan orang lain dengan persepsi dan gambaran yang baik, tidak ditafsirkan
negatif. Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, ,,,
"Jauhilah oleh kalian berburuk sangka, karena buruk sangka adalah
pembicaraan yang paling dusta" (HR.Bukhari dan Muslim). Yang dimaksud
dengan berburuk sangka di sini adalah dugaan yang tanpa dasar.

Menjaga Rahasia

Setiap orang punya rahasia. Biasa-nya, rahasia itu disampaikan kepada teman
terdekat atau yang dipercayainya. Anas Radhiallaahu anhu pernah diberi tahu
tentang suatu rahasia oleh Nabi Shalallaahu alaihi wasalam. Anas
Radhiallaahu anhu berkata, "
Nabi Shalallaahu alaihi wasalam merahasiakan kepadaku suatu rahasia. Saya
tidak menceritakan tentang rahasia itu kepada seorang pun setelah beliau
(wafat). Ummu Sulaim pernah menanyakannya, tetapi aku tidak
memberitahukannya." (HR. Al-Bukhari).
Teman dan saudara sejati adalah teman yang bisa menjaga rahasia temannya.
Orang yang membeberkan rahasia temannya adalah seorang pengkhianat terhadap
amanat. Berkhia-nat terhadap amanat adalah termasuk salah satu sifat orang
munafik.


Persahabatan yang dijalin karena kepentingan duniawi tidak mungkin bisa
langgeng. Bila manfaat duniawi sudah tidak diperoleh biasanya mereka dengan
sendirinya berpisah bahkan mungkin saling bermusuhan. Berbeda dengan
persahabatan yang dijalin karena Allah, mereka akan menjadi saudara yang
saling mengasihi dan saling membantu, dan persaudaraan itu tetap akan
berlanjut hingga di negeri Akhirat. Allah berfirman, artinya,
"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian
yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." (QS. Az-Zukhruf: 67)
Ya Allah, anugerahilah kami hati yang bisa mencintai teman-teman kami hanya
karena mengharap keridhaan-Mu. Amin. (Ibnu Umar)

Buletin An-Nur Online
Previous
Next Post »