SIKAP MENTAL PEMENANG....bukan #Pecundang !

 Abi Kayyis
1. IKHLAS BERJUANG KARENA ALLAH. Keikhlasan adalah bekal dan kekuatan
awal bagi seorang pemenang untuk berjuang dijalan Allah swt. Keikhlasan
berjuang hanya karena Allah swt demi mengharap ridho dan cinta-Nya serta
balasan surga-Nya membuat sang pejuang akan selalu memiliki energy
untuk bekerja maksimal mewujudkan impian dan tugas besar yang
diembannya. Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah mengatakan “keikhlasan akan
membuat amal yang berat terasa ringan, sebaliknya ketidak ikhlasan
membuat amal yang ringan terasa berat”. Milikilah keikhlasan, karena
keikhlasan adalah energy terbesar yang dimiliki manusia, yang iblis
laknatullah pun tidak sanggup menggoda dan menjatuhkan orang yang ikhlas
berjuang karena Allah swt. Keikhlasan membuat seorang pejuang dan
pemenang tidak peduli pada kritikan, pujian dan cacian orang lain,
karena ukuran sukses kerjanya adalah pujian dan ridha Allah swt,
Rasul-Nya dan Orang yang beriman, bukan dari manusia umumnya.

2. MEMILIKI VISI DAN CITA-CITA UNTUK MENANG. Seorang pemenang adalah
mereka yang bermimpi dan bertekad untuk menang. Tidak mungkin atau
sangat jarang seorang pemenang adalah orang yang tidak punya keinginan
dan cita-cita untuk menang. Karena jika begitu menangnya adalah
kebetulan bukan keinginan. Sebagaimana Rasulullah saw bercita-cita besar
untuk menaklukan Romawi dan Parsi. Ketika beliau memecahkan batu ketika
menggali parit di Perang Khandaq, beliau mengatakan kelak Romawi dan
Parsi akan kita taklukan. Ternyata cita-cita beliau itu terbukti dan
terwujud oleh beliau dan para sahabat ra. Imam Syahid Hasan al Banna pun
pernah mengatakan bahwa kenyataan hari ini adalah impian hari kemarin.
Semua penemuan besar dan prestasi dahsyat seperti ditemukannya pesawat,
mobil, computer, hand phone, senjata canggih, kekayaan besar, ataupun
prestasi spektakuler dari atlit kelas dunia dalam perlombaan dan
kompetisi olahraga, maka semuanya berawal dari impian dan cita-cita
mereka untuk meraih kemenangan dan kesuksesan. Maka beranilah untuk
bermimpi dan bercita-cita.

3. YAKIN DAN OPTIMIS BISA MENANG. Seorang pemenang adalah mereka yang
optimis dan yakin bahwa semua impian dan target yang ditetapkannya bisa
tercapai jika mereka terus berusaha dan berdoa dengan konsisten. Mereka
optimis pada kemampuannya. Terlebih dari itu mereka optimis pada
pertolongan Allah swt. Karena Allah swt berkata “siapa yang menolong
agama-Ku, maka Aku akan menolongnya”. Dalam Surat An nuur ayat 55 Allah
swt berjanji bahwa kelak orang-orang beriman akan dijadikan-Nya
pemimpin-pemimpin di muka bumi.

4. BERANI MENCOBA DAN BERANI GAGAL. Sikap mental pemenang berikutnya
adalah keberanian untuk mencoba dan berani untuk menghadapi kegagalan.
Bagi seorang pemenang kegagalan itu biasa. Tapi mereka tetap belajar
dari kegagalan. Karena kegagalan dapat mendewasakan kita dan mendidik
kita. Kegagalan juga guru terbaik untuk menunjukkan dimana letak
kekurangan kita. Kegagalan membuat mental kita harus lebih kuat dari
sebelumnya, karena pastilah setiap kegagalan menyebabkan terpukulnya
jiwa kita. sehingga untuk mengatasinya diperlukan jiwa yang kuat dan
tahan banting. Pepatah mengatakan “nahkoda yang tangguh tidak dilahirkan
di laut yang tenang, tapi dilaut yang berombak”. Sejarah Para pemenang
diseluruh dunia, adalah sejarah kegagalan yang mereka lalui dengan tetap
menjaga optimism sehingga akhirnya kegagalan itu gagal dalam
menggagalkan mereka. Contoh nyatanya adalah Rasulullah saw, dapat
dikatakan selama 13 tahun berdakwah di Mekkah, maka mayoritas dakwahnya
menemui kegagalan yaitu penolakan dan permusuhan dari orang yang
didakwahinya. Tapi hal itu tidak membuat nyali beliau ciut untuk terus
berdakwah. Sikap inilah yang akhirnya menyebabkan keberhasilan beliau
dalam berdakwah.

5. PANTANG MENYERAH. Sikap mental seorang pemenang berikutnya adalah
pantang menyerah dan selalu bangkit setiap kali terjatuh. Rasulullah saw
dan para sahabatnya adalah pribadi-pribadi yang pantang menyerah
sebelum sebelum selesainya pertandingan ataupun sesudah selesainya
pertandingan. Mereka berjiwa climbers yaitu berjiwa pendaki sejati yang
terus berjalan dan berjalan menuju puncak impian dan cita-citanya.
Mereka tidak hanya berhasil menaklukan madinah dan mekkah, tapi terus
merangsek ke seluruh jazirah arab, bahkan 1/3 penjuru dunia akhirnya
bisa dikuasai. Dalam perjalanannya mereka melalui kesulitan dan
tantangan. Mereka kekurangan pasukan dan perlengkapan. Kendala ini tidak
membuat mereka menyerah. Mereka bertarung sampai tetes darah
penghabisan. Tapi alih-alih kalah, justru mereka meraih kemenangan,
dengan modal sikap pantang menyerahnya tadi. Contohnya ketika
menghadapi pasukan Romawi yang bersenjata lengkap dengan 200 ribu
pasukan, sementara ummat islam hanya sekitar 20 ribu orang dengan
persenjataan tidak selengkap pasukan musuh. Tapi sikap mental pemenang
dan pantang menyerah membuat mereka tidak gentar dan takut, justru
semakin memicu nyalinya dan tertantang untuk mampu menaklukan musuh
dengan kekuatan sebesar itu.

6. SABAR MENGHADAPI KESULITAN. Kesabaran adalah modal dasar
dari para pemenang. Kesabaran membuat kualitas orang-orangnya melejit
10 kali lipat dibanding orang yang tidak sabar. Allah swt mengatakan
dalam Surat Al Anfaal ayat 66 “Sekarang Allah telah meringankan
kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika
ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat
mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang
(yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang,
dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. Pertarungan pastilah penuh dengan tantangan internal dan eksternal, maka hanya orang sabar yang dapat melewatinya.

7. SIAP BERKORBAN DAN MEMBAYAR HARGA KEMENANGAN. Perjuangan untuk
meraih kemenangan jelas menuntut pengorbanan dan harga yang mesti
dibayar diawal. Pepatah mengatakan “tidak ada makan siang yang gratis”.
Artinya tidak ada dalam hidup ini sesuatu yang kita peroleh tanpa sebab.
Hokum alam dan sunnatullah berlaku, jika kita ingin akibat maka kita
harus melakukan sebab. Maka pengorbanan dan kerja keras adalah sebab
yang akan melahirkan kemenangan. Ada harga yang mesti kita bayar dulu
diawal sebelum cita-cita dan keinginan kita raih. Allah swt berfirman,
jika kita ingin mendapatkan Surga dan dibebaskan dari azab yang pedih,
maka kita harus mau berkorban dengan harta dan jiwa kita di jalan Allah.
(Surat Ash Shaf : 10 – 11). Bunker Hunt seorang milyarder mengatakan “Sukses
itu sederhana saja. Pertama, putuskanlah apa yang anda inginkan secara
spesifik. Kedua, putuskanlah anda bersedia membayar harganya untuk
menjadikan itu terjadi”. Kehidupan bisa juga menjadi contoh bagi
untuk menjadi pemenang maka diperlukan pengorbanan dan harga yang mesti
dibayar. Sebuah yang tajam dan indah, berawal dari sebuah balok besi
yang tidak begitu berharga. Tapi ketika besi itu dibakar, dipukul
berkali-kali, direndam diair, dibakar lagi dan lagi, kemudian diasah,
yang seandainya besi itu bernyawa maka dia akan berteriak kesakitan
dengan penyiksaan itu. Tapi setelah semua pekerjaan itu selesai, yang
tertinggal adalah sebilah pedang yang tajam dan indah yang harganya jauh
lebih mahal dan jauh lebih berharga dari potongan besi tadi. Artinya
jika kita ingin lebih tajam dan lebih kuat, kita harus siap menderita
untuk meraihnya. Imam Ibnul Qayyim mengatakan “orang-orang pintar
disetiap ummat sepakat bahwa kenikmatan itu tidak bisa didapat dengan
kenikmatan pula. Siapa yang mementingkan kesenangan ia akan kehilangan
kesenangan. Siapa yang berani menentang badai dan menghadapi rintangan,
ia akan memperoleh kegembiraan dan kenikmatan”

8. BANYAK BEKERJA, SEDIKIT BICARA. Seorang pecundang itu adalah yang
menginginkan kemenangan dan hanya menginginkannya, sedang seorang
pemenang adalah yang menginginkan kemenangan dan melakukannya. Albert
Einstein mengatakan 1 ons aksi lebih berharga dari 1 ton teori. Yang
mengantarkan seseorang pada kesuksesan bukanlah ilmu. Karena betapa
banyak orang berilmu seperti Profesor dan Doktor tapi hidupnya
biasa-biasa saja. Yang mengantarkan seseorang pada kesuksesan adalah
Ilmu yang diterapkan. Einstein, Ilmuwan terbesar abad ini, mengatakan
bahwa “kejeniusan saya 1 % nya adalah kecerdasan dan 99 % nya adalah
kerja keras,”. Artinya Einstein mengatakan semua prestasi dan karya yang
dihasilkannya bersumber dari kerja keras dan tindakan yang
dilakukannya. Inilah The Power of Action. Contohnya kenapa orang bisa
tenggelam? Semua kita umumnya menjawab karena tidak bisa berenang. Tapi
kalau kita lakukan percobaan dengan berendam seluruh tubuh kita di bak
mandi yang airnya hanya setinggi 30 cm selama 30 menit apa yang terjadi?
Ya kita juga akan mati dan tenggelam. Jadi orang tenggelam dan mati
bukan karena tidak bisa berenang, tapi karena tidak bergerak.

9. TIDAK MENCARI ALASAN. Seorang yang memiliki mental pemenang tidak
suka mencari-cari alasan, untuk tidak melakukan apa yang harus
dilakukannya. Alasannya hanya satu, yaitu alasan untuk melakukan, bukan
alasan untuk tidak melakukan. Kalau kita perhatikan kebanyakan orang
gagal adalah mereka yang selalu banyak alasan untuk tidak berbuat
apa-apa dan menjadi siapa-siapa. Mereka berdalih dengan kesehatan yang
buruk, ekonomi yang krisis, orang tua yang miskin, pendidikan yang
rendah, fisik yang lemah, keberuntungan yang kurang, dana yang sedikit,
jumlah yang kurang dan berbagai macam alasan lainnya untuk menjadi
pembenaran atas ketidak siapan dan ketidak mauan untuk bertindak dan
bertarung. Sedangkan seorang pemenang justru tidak mencari alasan apapun
yang melemahkan atau menyebabkan dia tidak mau bekerja. Mereka
menepiskan semua kekurangan dan kelemahan yang mungkin menjadi alasan
bagi mereka untuk tidak melakukan apa-apa atau merasa pesimis sebelum
bertarung.

10. BERTANGGUNG JAWAB.Tidak hanya menepiskan semua alasan untuk
lemah, para pemenang adalah yang bertanggung jawab terhadap
kehidupannya. Mereka yakin dengan Firman Allah swt “bahwa tidak akan
terwujud perubahan kalau bukan dia yang akan merubahnya”. Pepatah
mengatakan “kita tidak bisa merubah keadaan tapi kita bisa mengubah
sikap kita menghadapi keadaan” atau kita tidak bisa mengubah arah angin,
tapi kita bisa mengubah arah sayap pesawat kita”. orang yang
bertanggung jawab tidak menyalahkan atau mengkambing hitamkan orang
lain, tapi mereka bertanggung jawab terhadap semua hasil yang
diperolehnya. Sikap ini membuat mereka selalu berusaha berbuat yang
terbaik agar tidak mengalami kegagalan. Kehidupan ini adalah kumpulan
keputusan yang mesti diambil dengan bertanggung jawab. Sehingga mereka
selalu mengambil keputusan terbaik dalam hidupnya untuk bertindak yang
terbaik.

11. TEGUH PENDIRIAN (Istiqamah). Sikap mental seorang pemenang
berikutnya adalah sikap teguh pendirian atau istiqamah. Allah swt
menjanjikan kemenangan dan surga bagi orang yang meneguhkan pendirian
mereka. ““Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan,
“Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah
mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah
pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; (QS 41:30-32). Secara bahasa Istiqamah adalah anonim dari thughyan
(penyimpangan atau melampaui batas). Ia bisa berarti berdiri tegak di
suatu tempat tanpa pernah bergeser, karena akar kata istiqamah dari kata
“qaama” yang berarti berdiri. Maka secara etimologi, istiqamah berarti tegak lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqamah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.

12. TAWAKKAL. Allah swt berfirman dalam Surat Ath Thalaq ayat 3 “
barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dia akan mencukupkan
kebutuhannya”. Tawakkal artinya berserah diri kepada Allah swt setelah
berusaha. Allah swt menyuruh kita untuk tawakal setelah bertekad kuat
dan berusaha “ Setelah berazzam maka bertawakallah kepada Allah”. Sikap
tawakal akan mendatangan pertolongan Allah swt kepada kita, karena
memang Dia-lah Pemilik Segala kekuatan, Penentu segala Kemenangan, Yang
Maha Kuasa dan Maha Perkasa, yang bisa mengubah apa yang tidak mungkin
menjadi mungkin cukup hanya dengan satu kata “kun” maka “fayaku”
terjadilah dia. Sikap mental tawakkal juga menjadi tameng mental,
sehingga kita tidak menjadi gelisah dan cemas menghadapi saat
pertarungan ataupun menjadi depresi dan frustasi menghadapi kegagalan,
karena kita sudah pasrah atas kehendak-Nya.

http://www.pkspiyungan.org/2013/06/anis-matta-buka-bukaan-tantangan-pimpin.html
Previous
Next Post »