Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di hati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.Delapan bulan dalam masa perkenalan, dan tiga tahun dalam masa pernikahan, saya harus akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-2 saya mencintainya dulu telah berubah menjadi
sesuatu yang menjemukan.
Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-2 sensitif serta
berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti
seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.
Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.
Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.
"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut.
"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya
inginkan"
Dia terdiam dan termenung
sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan
sesuatu, padahal tidak.
Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?
Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya?
Dan akhirnya dia bertanya,
"Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?". Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan,
"Saya punya pertanyaan, jika
kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah
pikiran saya:
Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati.
Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati.
Apakah kamu akan melakukannya
untuk saya?"
Dia termenung dan akhirnya berkata,
"Saya akan memberikan jawabannya besok." Hati saya langsung gundah
mendengar responnya.
Keesokan paginya, dia tidak ada dirumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-2an tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan....
"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."
Kalimat pertama ini menghancurkan
hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.
"Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-2 saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya."
"Kamu bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-2 saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya."
"Kamu selalu lupa membawa
kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya
supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang."
"Kamu suka jalan-2 ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."
"Kamu suka jalan-2 ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk mengarahkanmu."
"Kamu selalu pegal-2 pada
waktu 'teman baikmu' datang setiap
bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."
bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal."
"Kamu senang diam di rumah,
dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi 'aneh'. Dan harus membelikan
sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk
menceritakan hal-hal lucu yang aku alami."
"Kamu selalu menatap
komputermu, membaca buku dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya
harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat
menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu."
"Tanganku akan memegang
tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir
yang indah. Menceritakan warna-2 bunga yang bersinar dan indah seperti
cantiknya wajahmu".
"Tetapi sayangku, saya tidak
akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat
air matamu mengalir menangisi kematianku."
"Sayangku, saya tahu, ada
banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu."
"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu. aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."
"Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku, tidak cukup bagimu. aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."
Air mata saya jatuh ke atas
tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha
untuk membacanya.
"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu."
"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu."
"Jika kamu tidak puas,
sayangku, biarkan aku masuk untuk membereskan barang-barangku, dan aku tidak
akan mempersulit hidupmu.
Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia."
Percayalah, bahagiaku bila kau bahagia."
Saya segera berlari membuka pintu
dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya
memegang susu dan roti kesukaanku.
Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.
Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku.
Itulah cinta, di saat kita merasa
cinta itu telah berangsur-angsur
hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan
kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".
4.5
Follow us: @budikamila on Twitter | budi kamila on Facebook
ConversionConversion EmoticonEmoticon