Kesuksesan Yang Mengesankan

M ush'ab singgah terlebih dahulu ke kediaman As'ad bin Zurarah, lalu
keduanya menyebarkan Islam kepada para penduduk Yatsrib dengan
sungguh-sungguh dan penuh vitalitas. Mush'ab ini dikenal sebagai Muqri`
(orang yang ahli mengaji dan bacaannya merdu-red).

Salah satu cerita kesuksesan yang amat menawan dari dirinya adalah saat
suatu hari As'ad bin Zurarah mengajaknya ikut serta keluar menuju rumah
Bani 'Abdul Asyhal dan rumah Bani Zhafar. Keduanya lantas memasuki salah
satu pagar milik Bani Zhafar dan duduk-duduk di atas sebuah sumur yang
disebut Maraq. Ketika dalam kondisi demikian, berkerumunlah ke tempat
mereka berdua beberapa orang dari kaum Muslimin. Saat itu, Sa'd bin Mu'adz
dan As-yad bin Hudlair - keduanya ini adalah pemimpin kaum mereka dari Bani
'Abdul Asyhal - masih dalam kesyirikan. Tatkala keduanya mendengar perihal
kaum Muslimin tersebut, berkatalah Sa'd kepada As-yad: "Pergilah menuju
kedua orang yang sudah datang untuk membodohi kaum lemah di kalangan kita,
lalu berilah keduanya pelajaran serta laranglah mereka datang ke komplek
kita ini. Sesungguhnya, As'ad bin Zurarah tersebut adalah anak bibiku,
andaikata bukan karena ikatan itu, niscaya cukuplah aku yang memb
ereskannya".

Lalu As-yad mengambil tombaknya dan menuju ke arah kedua orang pendatang
tersebut. Ketika As'ad melihatnya, dia berkata kepada Mush'ab: "Ini adalah
pemimpin kaumnya, dia telah datang kepadamu karena itu, tunjukkanlah
kebenaran dari Allah kepadanya".
Mush'ab berkata: "Bila dia mau duduk, aku pasti berbicara kepadanya".
As-yad datang lalu berdiri di hadapan keduanya sembari mengumpat dan
berkata: "Apa yang kalian berdua bawa kepada kami? Kalian mau membodohi
orang-orang lemah di kalangan kami? Menjauhlah dari kami, jika kalian
berdua masih memerlukan nyawa kalian!".
Mush'ab menjawab: "Sudikah kiranya anda duduk dulu lalu mendengar; jika
anda berkenan, silahkan anda terima; jika anda tidak berkenan, tahanlah apa
yang anda tidak sukai itu dari diri anda".
Dia membalas: "Ya, aku setuju". Lalu dia membenahi tombaknya dan duduk.
Kemudian Mush'ab berbicara kepadanya tentang Islam dan membacakan ayat-ayat
al-Qur'an.
Dia lalu berkomentar: "Demi Allah! Kami sudah mengenal Islam dari wajahnya
sebelum dia berbicara; kecerahannya dan gema takbirnya". Kemudian dia
meneruskan: "Alangkah indahnya ini dan cantiknya?. Lalu, apa yang kalian
perbuat, bila kalian mau masuk ke dalam dien ini?".
Keduanya berkata: "Anda mandi, membersihkan pakaian, kemudian bersyahadat
dengan syahadat al-Haq, kemudian mengerjakan shalat dua raka'at".
Dia lalu berdiri, mandi, membersihkan pakaiannya, bersyahadat dan
mengerjakan shalat dua raka'at, kemudian berkata: "Sesungguhnya aku ini
berada di bawah misi seorang laki-laki yang bila dia mengikuti kalian
berdua, tidak ada seorangpun dari kaumnya yang berani membelakanginya
(tidak mengikutinya). Aku akan membimbingnya (Sa'd bin Mu'adz) kepada
kalian berdua sekarang. Kemudian dia berlalu dan membawa tombaknya menuju
Sa'd yang berada di tengah kaumnya dan sedang duduk-duduk di club mereka.

Sa'd berkata (melihat kedatangan As-yad, red): "Aku bersumpah, demi Allah!
Sungguh dia telah datang dengan penampilan yang amat berbeda dari sebelum
berpaling dari kalian tadi".
Tatkala As-yad berdiri di tengah club tersebut, Sa'd berkata kepadanya:
"Apa gerangan yang telah kau lakukan?".
Dia menjawab: "Aku telah berbicara kepada kedua orang tadi, demi Allah! Aku
melihat tidak ada apa-apa dengan keduanya. Aku telah melarang keduanya,
bahkan keduanya berkata: 'kami akan melakukan apa yang engkau inginkan'.
Aku juga sudah menceritakan bahwa Bani Haritsah telah keluar untuk
membunuhnya (As'ad bin Zurarah) sehingga membuatmu malu. Hal ini mereka
lakukan, karena sudah mengetahui bahwa dia adalah anak bibimu. Sa'd berdiri
dengan penuh emosi atas apa yang barusan diceritakan kepadanya. Dia lalu
mengambil tombaknya dan keluar untuk menyongsong keduanya (Mush'ab dan
As'ad). Maka, tatkala dia melihat keduanya dalam kondisi yang tenang-tenang
saja, pahamlah dia bahwa As-yad hanya bermaksud agar dirinya mendengarkan
sesuatu dari keduanya. Diapun berdiri di hadapan keduanya sembari mengumpat
dan berkata kepada As'ad bin Zurarah: "Demi Allah, wahai Abu Umamah!
Andaikata tidak ada dinding kekerabatan antara engkau dan aku, tentu engkau
tidak mengingingkan hal ini dariku; eng kau akan menyelimuti kami dengan
sesuatu yang kami tidak sukai di komplek kami ini?".
As'ad pun sebelumnya telah berkata kepada Mush'ab: "Demi Allah, telah
datang kepadamu ini seorang pemimpin kaumnya; jika dia mengikutimu, maka
tidak akan ada seorang pun yang ketinggalan untuk mengikutimu dari mereka.
Lalu Mush'ab berkata kepada Sa'd bin Mu'adz: "Sudikah kiranya anda duduk
dulu dan mendengarkan? Jika anda berkenan, anda boleh terima dan jika anda
tidak berkenan, kami akan menjauhkan darimu apa yang anda tidak sukai itu".
Dia berkata: "Ya, aku setuju". Lalu dia membenahi tombaknya dan duduk.
Mush'ab mulai memaparkan kepadanya tentang Islam dan membacakan ayat
al-Qur'an.
Dia berkomentar: "Demi Allah, kami sudah mengenal Islam di wajahnya sebelum
berbicara dalam kecerahannya dan gema takbirnya". Kemudian dia berkata:
"Apa yang kalian lakukan bila kalian masuk Islam?".
Keduanya menjawab: "Anda mandi, membersihkan pakaian, kemudian bersyahadat
dengan syahadat al-Haq, kemudian mengerjakan shalat dua raka'at". Kemudian
dia melakukan hal itu.
Setelah itu, dia meraih tombaknya lalu beranjak menuju club kaumnya.
Tatkala mereka melihatnya, berkatalah mereka: "Kami bersumpah atas nama
Allah, sungguh dia telah pulang dengan penampilan yang berbeda dengan
ketika saat pergi tadi".
Ketika dia sudah berdiri di hadapan mereka, dia berkata: "Wahai Bani 'Abdul
Asyhal! Bagaimana pendapat kalian terhadap diriku?".
Mereka menjawab: "Pemimpin kami, orang yang paling utama pendapatnya bagi
kami dan orang yang paling mulia keturunannya".
Dia berkata lagi: "Sesungguhnya ucapan kaum laki-laki dan kaum wanita di
kalangan kalian saat ini haram bagiku hingga kalian beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya". Akhirnya tidak ada seorang laki maupun wanita dari mereka
kecuali sudah menjadi Muslim dan Muslimah selain satu orang yang bernama
al-Ashram. Dia terlambat masuk Islam hingga hari Uhud. Dia masuk Islam pada
ketika itu, ikut berperang dan terbunuh padahal dia belum sempat sujud satu
kalipun ke hadapan Allah Ta'ala.
Nabi Shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda, mengomentarinya: "Dia telah
melakukan sedikit tetapi diberi pahala banyak".

Mush'ab masih menginap di rumah As'ad bin Zurarah guna mengajak manusia ke
jalan Allah, hingga hasilnya, tidak satu rumahpun dari rumah-rumah
orang-orang Anshar kecuali di dalamnya sudah ada laki-laki dan wanita yang
masuk Islam. Dalam hal ini, hanya rumah Bani Umayyah bin Zaid, Khathmah dan
Wa-`il dimana ada seorang penyair mereka yang bernama Qais bin al-Aslat
yang menghalang-halangi keislaman mereka karena dia amat dita'ati. Barulah
pada perang Khandaq, tahun 5 H mereka masuk Islam.

Sebelum memasuki musim haji kedua, yakni tahun ke-13, Mush'ab bin 'Umair
kembali ke Mekkah dengan membawa sekian cercahan laporan kesuksesan kepada
Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wa sallam. Dia menceritakan kepada beliau
perihal kabilah-kabilah di Yatsrib, bawaan-bawaan alami yang baik dan
tersimpannya sumber kekuatan dan mental baja padanya.
Previous
Next Post »