Pagi ini, kembali aku terpekur dengan
kesepianku
Kesepian? Barangkali aneh, karena aku
memiliki seorang anak yang lucu, suami yang baik, adik-adik yang baik, seorang
Ibu yang mencintaiku, tapi masih juga aku merasa kesepian…
Ah, barangkali aku terlalu rakus menikmati
dunia ini
Hingga jarang ucap syukur keluar dari
mulutku
Yang ada hanya keluh dan kesah tanpa
melihat betapa kenikmatan itu telah banyak aku rengkuh
Ya Allah, izinkan aku memohon kepada-Mu ya
Rabb
Ampunkan aku ya Kudus, setiap detikku
selalu ada perbuatan makisat yang entah kusengaja atau tidak
Pagi bangun tidur aku melakukan aktivitas
rutin
Bangun pagi (walau kadang-kadang malas),
ngeloyor ke dapur dengan setengah sadar, kuambil cerek (tempat rebus air minum)
dan kutuang air, kuputar tombol kompor gas, kusiapkan tiga cangkir bersih yang
kutaruh the celup di dalamnya.
Sambil menunggu air mendidih aku mandi dan
selesai mandi kembali ke dapur untuk melanjutkan pekerjaan pertamamku, menuang
air ke cangkir dilanjutkan menuang air untuk mandi suamiku tercinta.
Mengambil handuk adalah tugas berikutnya
yang aku lakukan dan membangunkan sang raja (saya suka memakai istilah ini
karena saya begitu mencitai suami) dari peraduannya untuk segera membasuh
sekujur tubuhnya, sementara suami ke kamar mandi, aku menyempatkan diri untuk
menghadap Illahi, Rabb, Tuhan yang memiliki hidupku. Tidak lama, hanya sekitar
3 sampai 5 menit.
Ya, Allah….
Ampunkan hamba ya Rabbi, yang hanya
menyisihkan sedikit waktuku untuk-Mu
Dari sejak mata ini terbuka saat bangun
pagi
Sampai mata ini harus terpejam lagi untuk
mengambil jatah istirahatku
Rasanya lebih banyak maksiat yang kulakukan
dari pada mengingat Engkau ya Allah
Sambil bersiap berangkat kerja, televisi
pun sudah mulai ditonton, apa yang ditonton? Lebih banyak hiburan-hiburan yang
menonjolkan aurat, lebih banyak pandangan-pandangan indah yang mengarah ke
jalan kemaksiatan, suguhan sarapan pagiku bukan suguhan yang menambah Iman dan
Islam, tetapi jauh mengarah untuk meninggalkan akidah
Sungguh pintar para pelaku bisnis di bidang
pertelevisian, mereka menjeratku dan keluarga bahkan keluarga-keluarga yang
lain dengan santapan yang tidak disadari akan menjauhkan kita dari akidah,
hal-hal yang menuntun kita untuk mengikuti kehendak setan.
Lagi-lagi dada yang terbuka, kepala
perempuan gundul plontos, paha-paha yang sengaja dipamerkan, pantat yang
sengaja ditonjolkan, Astagfirullah…. Ya Allah ampunkan mata ini yang dengan
sengaja menikmati hal-hal yang bukan hak kami, mohon ampun ya Rabbi.
Ya Allah, gerakkan hati kami untuk mencari
tontonan yang mengajarkan kebaikan kepada kami, yang meneguhkan hati dan iman
kami, gerakkan hati kami ya Allah, ampuni mata kami yang dengan liar menikmati
tontonan maksiat itu ya Rabbi
Tidak sadar, jam didinding telah
menunjukkan pukul 06.00, saat dimana aku dan suamiku harus segera beranjak dari
nikmatinya tontonan maksiat itu dan segera pergi ke tempat kerja, untuk
menyambung hidup keluarga dan anakku tercinta. Setelah sebentar menggendong si
buah hati dan menciumnya secara bergantian, aku dan suamikupun beranjak pergi,
dengan mengucapkan Assalamu’alaikum dan da..da..buat si kecil.
Setelah beberapa meter dari rumah,
Astagfiruulah…. Ya allah, aku lupa menyebut nama-Mu untuk mengawali hariku pun
tidak terucapkan doa saat aku harus pergi! Ampunkan kealpaanku ya Rabbi, ampun
keteledoranku ya Kudus, ampuni kami yang sombong dan terlalu mengejar dunia.
Setelah ingat aku baca doa sambil jalan
bergegas, ya Allah…aku lupa lagi, tidak meniatkan kepergianku untuk beribadah
kepada-Mu ya Allah… Hanya rutinitas, rutinitas dan rutinitas, lupa lagi lupa
lagi, selalu dan selalu, ampunkan kami ya Allah, janganlah Engkau bosan menegur
kami ya Kudus, ya Rahman ya Rahim..
Kuniatkan aku bekerja untuk mencari nafkah
terlebih untuk beribadah kepada Allah sekedar membantu suami untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, bukan mencari karir atau popularitas diri. Setelah
sampai di kantor, aku langsung menarik kursiku, kududuki dan ya Allah… aku lupa
lagi!!!
Ya Allah…aku tidak mengucapkan syukur
Alhamdulillah sementara Engkau telah mengantarku sampai dikantor dengan
selamat, ampun lagi ya Rabb. Walau terlambat kusebut juga nama-Mu ya Allah,
terlambat…dan selalu terlambat.
Rutinitas kerja membuat aku harus
konsentrasi sampai sering melupakan-Mu ya Rabb. Bahkan dalam bekerja sering
emosi meletup-letup hanya masalah sepele saja, tak pernah terpikir olehku
secara sadar bahwa kerjaku sesungguhnya hanya pantas untuk mengharapkan
keridhoan-Mu. Kadang, selain urusan kantor juga urusan rumah tangga yang
sebenarnya tidak perlu aku sikapi dengan emosi tinggi, tapi karena kebodohanku
secara tidak sadar aku sering menyelesaikan masalah rumah tanggaku dengan emosi
dan amarah. Bahkan sering menyakiti hati suamiku yang seharusnya aku patuhi
setelah aku mematuhi-Mu ya Allah…
maafkan aku suamiku, pembimbing hidup, ampunkan aku ya Rabb, selalu dan selalu
tidak pernah menyadari bahwa hidupku hanya pantas mengharapkan ridho’-Mu karena
segalanya adalah milik-Mu.
Tiba-tiba bunyi bel tanda istirahat siang
sudah dimulai, tepat jam 12.00 security selalu
mengingatkan kami, tapi…..kenapa tak dengar suara adzan ya??? Ya
Allah…aku lupa lagi, bukan bergegas menuju mushola untuk sejenak mengingat-Mu,
tapi malah asyik masyuk dengan game di komputerku.
Bentar lagi ah…bisik hatiku…lagi seru
nih….walau perut keroncongan tetap saja nekat main game. Tak sadar bel sudah
bunyi lagi, belum sholat?? Belum makan? Sebentar lagi bos datang ngajak
meeting? Ya Allah mana dulu nih?????
Daripada sholat dulu tapi perut lapar,
sholat gak kusyuk, makan dulu ah…pikirku begitu. Selesai makan…aduh kenyang
banget..ya Allah…aku lupa lagi tidak menyebut asma-Mu saat suap demi suap mulai
masuk ke dalam mulutku, bahkan sampai akhir pun lupa tidak kuucap
Alhamdulillah…ampun aku ya Allah…aku lupa lagi. Bergegas, akhirnya aku sholat
juga, walau hanya sebentar dan tidak kusyuk karena sudah terbayang sederet
problem yang akan dibahas di dalam forum meeting.
Masuk ruang meeting, ternyata sampai habis
sholat ashar baru selesai, sholatku telat lagi ya Allah….sebentar lagi jam
setengah enam, menjelang maghrib. Ah…aku harus bergegas pulang karena buah
hatiku sudah menanti, pun tidak ingin dianggap tidak memperhatikan suami dan
anak karena terlalu sering pulang telat.
Nekat kukejar bis yang melaju agak perlahan
dan ups…lompat aku bisa juga nyangkut dipinggir pintu bis penuh sesak,
berdiri…..tak apalah yang penting cepet sampai rumah walau keringat bercucuran.
Ya Allah…maghribku hilang…..di atas jalan
tol di bis yang penuh sesak, ah siapa tahu masih dapat waktu walau hanya 5
menit menjelang isya’. Tapi…ternyata sudah lewat isya’ baru sampai rumah,
permataku sudah tidur, bahkan pada saat aku coba mengganggu suamiku suka
menegurku agar tidak diganggu, kasihan katanya. Apa boleh buat, aku urungkan
niatku sesuai nasehat suamiku, walau hati ini teriris….aku sangat merindukan
buah hatiku…….
Aku mandi, makan malam sama suami (itu
kalau suamiku sabar menungguku), sebentar nonton TV kalau gak terlalu capek,
masuk kamar langsung tidur. Ya Allah…aku sering lupa sholat isya…..tidur sampai
pagi, sampai aku harus mengulangi lagi aktivitasku.
Sedikit waktuku untuk berbagi dengan
permataku, sedikit waktuku berbagi dengan suami tercintaku bahkan lebih sedikit
lagi waktuku untuk mengingat –Mu ya Allah….ampunkan aku…ampunkan aku…ampunkan
aku ya Allah…………
ConversionConversion EmoticonEmoticon